7 Cheklist Final Artwork Sebelum Cetak

  1. Mode warna CMYK
    Pastikan file yang di kirim ke percetakan lima warna adalah file dengan mode CMYK. Jika file yang kami terima RGB, akan kami dikonvert ke CMYK apa adanya tanpa adjustment warna, jadi bagaimana pun hasilnya yang kami pakai adalah hasil convert ke CMYK. Untuk catatan, kadangkala perubahan yang terjadi cukup signifikan. Jadi kami sarankan buatlah mode CMYK dari awal desain, sehingga hasilya lebih bisa diprediksi.
  2. Resolusi Gambar Minimal 300 dpi
    Resolusi minimal file bitmap adalah 300 dpi pada ukuran file yang sebenarnya. Artinya jika yang dicetak adalah brosur ukuran A4, maka FA yang dikirim adalah ukuran A4+bleed dengan resolusi 300 dpi. Terkadang ada yang kurang memahami hal ini dengan mengirim file resolusi rendah, kemudian ketika kami sarankan untuk ganti dengan resolusi yang lebih baik, dikirim file yang sama hanya saja diubah resolusinya dari misalkan 72 dpi menjadi 300 dpi dengan photoshop atau pengolah gambar lain. File yang sudah terlanjur disimpan dengan resolusi rendah, tidak akan meningkat kualitasnya hanya dengan mengubah angka 300 dpi, artinya file tersebut akan tetap tidak akan maksimal hasilnya jika dicetak.
    Jika menggunakan program berbasis bitamp seperti photoshop, dari awal membuat desain/membuat artboard, pastikan buat dengan ukuran yang sebenarnya dan set resolusi di minimal 300 dpi. Sebagian desainer dengan alasan komputer lambat dan mempercepat kinerja pada awal buat desain diset resolusi rendah, kemudian ketika sudah selesai baru diubah menjadi 300 dpi, hal ini juga sangat tidak disarankan karena file jpeg/bitmap tetap akan ikut kualitas resolusi awal.
    Apakah harus 300 dpi? Untuk cetak ukuran kecil yang dilihat dari jarak baca sebaiknya iya, tapi untuk media cetak yang lebih besar seperti poster ukuran A2 atau A1 yang peruntukan untuk dilihat dari jarak agak jauh, tidak masalah dengan 150-300 dpi.
  3. Bleed
    Bleed adalah bagian area desain di luar garis potong yang berfungsi untuk mengantisipasi rendahnya tingkat akurasi pada saat hasil cetak dipotong/disisir. Untuk materi Below the Line (BTL) seperti brosur, poster, buku, flagchain dan sebagainya umumnya menggunakan bleed dengan toleransi minimal 2 – 3 mm. Bleed ini berguna untuk meminimalisir agar pada saat pemotongan kertas semua bagian desain secara utuh tidak berkurang dan sesuai dengan ukuran yang sebenarnya. Contoh: bila ukuran desain adalah A4 210 mm X 297 mm, maka ditambah bleed minimal 2-3 mm pada setiap sisinya, jadi ukuran FA termasuk bleed adalah 214 X 301 mm. Ukuran bidang desain tetap 210 X 297 mm. Untuk materi Above The Line (ATL) seperti majalah atau tabloid yang menggunakan ukuran penuh (100%) tanpa ada pemisah antara garis potong dengan halaman lay out maka tetap di butuhkan bleed. Tanpa bleed, hasil cetak pasca finishing potong akan terlihat kurang rapi dengan bergesernya titik potong ke luar atau ke dalam desain akhir. Jika titik potong meleset keluar, maka akan terlihat area putih kertas, jika meleset ke dalam, maka area desain yang seharusnya tidak terpotong akan ikut terpotong.
    crop marks/tanda potong/trim
    Tanda potong atau crop marks sangat membantu pada saat finishing potong. Hampir semua program aplikasi grafis telah memasang fasilitas pembuatan crop marks secara automatis. Namun apabila dilakukan dengan manula gunakanlah warna register untuk tanda ini C : 100 M : 100 Y : 100 K : 100, jika desain menggunakan dua elemen warna saja, maka gunakanlah 2 elemen tersebut, misalkan yang digunakan adalah magenta dan yellow, maka gunakanlah warna M : 100 dan Y : 100. Panjang garis cukup 3-6 mm..
  4. Convert Font
    Setelah desain dinyatakan final, convert/flaten lah semua font ke dalam format curve/outline, hal ini untuk mengantisipasi missing atau incorect font ketika file dibuka di percetakan. Sebelum menconvert ada baiknya membackup dokumen tersebut, fungsinya ketika suatu saat ada perubahan masih ada file yang belum diconvert. Atau jika tidak ingin font tersebut diconvert, sertakan selalu font-font tersebut dalam satu folder tersendiri ketika file desain tersebut dikirim ke percetakan.
    Bahkan file PDF pun kadang ada font yang tidak ter embed dengan baik, sehingga ketika dibuka di percetakan yang tidak ada jenis font yang dipakai akan berubah tampilannya. Perubahan font ini kadang sangat signifikan bedanya, sehingga hasilnya jauh dari ekspektasi.
  5. Transparansi
    Untuk desain yang didalamnya ada transparansi object saling menimpa satu sama lainnya, sebaiknya dilakukan penyatuan transparansi terlebih dahulu terhadap semua objek untuk menghindari kemungkinan adanya masalah saat pencetakan. Transparansi mencakup efek gradiasi warna, color opacity, bayangan, efek lainnya. masalah umum pada transparan yang dibuat dengan platform berbasis vektor seperti Illustrator, Corel Draw dan InDesign. Jika file yang ada transparansi ADA kemungkinan (tidak selalu) hasil saat dicetak akan muncul kotak putih di bawah objek transparan.

  1. Penggunaan Warna hitam untuk text
    Untuk hasil cetak maksimal Jika Anda menginginkan area dengan latar belakang serta text judul dengan warna hitam pekat, gunakan Rich Black, dengan setelan warna: C: 60% / M: 40% / Y: 40% / K: 100%, karena menggunakan 100% hitam (K) saja akan menghasilkan warna hitam kusam. Untuk ukuran tulisan menegah dan kecil, Text warna Hitam dengan menggunakan hitam saja : C: 0% / M: 0% / Y: 0% / K: 100%. Jangan gunakan persentase Rich black karena rich black hanya akan bagus untuk jenis blok warna, background dan untuk tek judul dengan ukuran font besar atau tebal. Untuk text kecil jika menggunakan rich black ada kemungkinan saat proses cetak salah satu warna geser (unregister) sehingga hasilnya text menjadi berbayang dan tidak tajam.
  1. Cek
    Untuk hasil cetak maksimal Jika Anda menginginkan area dengan latar belakang serta text judul dengan warna hitam pekat, gunakan Rich Black, dengan setelan warna: C: 60% / M: 40% / Y: 40% / K: 100%, karena menggunakan 100% hitam (K) saja akan menghasilkan warna hitam kusam.

Untuk ukuran tulisan menegah dan kecil, Text warna Hitam dengan menggunakan hitam saja : C: 0% / M: 0% / Y: 0% / K: 100%. Jangan gunakan persentase Rich black karena rich black hanya akan bagus untuk jenis blok warna, background dan untuk tek judul dengan ukuran font besar atau tebal. Untuk text kecil jika menggunakan rich black ada kemungkinan saat proses cetak salah satu warna geser (unregister) sehingga hasilnya text menjadi berbayang dan tidak tajam.